Menjadikan syair yang mengalir sederhana hanya tuk dirimu
Detik demi detik tersapu hening, sunyi sepi, hanya terdengar suara kendaraan yang sesekali berlalu
Sekian lama aku hanya menatap langi-langit, sampai sebuah suara menyuruh tuk bangkit
Tapi sungguh aku tak mampu lagi mencari serpihan kata-kata di hati
Smua telah hilang di telan waktu, tertutup luka yang mengkarang di kalbu
Ah, aku letih terus berpikir, aku hanya tahu syair ini tak akan pernah berakhir
Samarinda, 2007
No comments:
Post a Comment