Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Wednesday, September 5, 2012

Aku Kalah

Kekalahan itu.....

Andai parasku seperti Yusuf dan pribadiku bagai Rasul Muhammad, tentu aku akan memenangkan perang itu
Perang cinta dengan dirimu sebagai musuh juga sebagai tawanan

Aku kalah.....
Dengan satu tusukan tombak kebencian, yang kau hujamkan penuh kemarahan
Tusukan yang melubangi perisai cintaku, merobek jubah ikhlasku, tembus hingga membuat luka di hatiku meski tak ada darah yang keluar dari luka itu

Aku kalah.....
Aku tak pernah menang

Samarinda, 2007

Syair Tanpa Akhir

Di atas kasur panuh debu, aku mencoba merangkai kata yang terendap di dalam kalbu
Menjadikan syair yang mengalir sederhana hanya tuk dirimu

Detik demi detik tersapu hening, sunyi sepi, hanya terdengar suara kendaraan yang sesekali berlalu
Sekian lama aku hanya menatap langi-langit, sampai sebuah suara menyuruh tuk bangkit

Tapi sungguh aku tak mampu lagi mencari serpihan kata-kata di hati
Smua telah hilang di telan waktu, tertutup luka yang mengkarang di kalbu

Ah, aku letih terus berpikir, aku hanya tahu syair ini tak akan pernah berakhir


Samarinda, 2007

Sunday, August 28, 2011

"Kebunku"

Aku memiliki sebuah "kebun". aku menebar benih "pohon" di kebun itu. Pohon itu perlahan tumbuh dengan subur, hingga tak lama kemudian berbuah sangat manis. Berkali-kali kau menikmati buahnya, aku ajak dirimu menjaganya, memintamu melakukan apa yang ku lakukan agar pohon itu tetap berbuah. Tapi kamu bilang tidak terbiasa.
Aku bersabar, aku tetap menjaga pohon itu tetap tumbuh baik,, dan sesekali kita memanen buahnya,, manisnya berkurang katamu. Aku sedih, aku memang bukan "tukang kebun" yang pandai, tapi aku pikir aku sudah melakukan yang cukup baik.

Mencintaimu

Aku mencintaimu, bukan karena kecantikan parasmu
Tak jua karena keanggunan tubuhmu

Aku mencintaimu, karena keindahan hatimu
juga manisnya tutur katamu

Aku mencintaimu, karena kesanggupanmu menjaga janji setiamu

Di tiap kerlipan matamu, ada lembutnya ketaatanmu
Di tiap hembusan nafasmu, tercipta hangatnya kasih sayangmu

Tiada sepi hari-hariku karena hadirmu
Canda tawa dan senyummu, seolah menjadi penawar bagi penatku
Pelukanmu, lahirkan kedamaian saat kegundahan hadir di hatiku

Kala malam, kau terpejam, gurat lelah diwajahmu tak membuat cantikmu padam

Aku kecup keningmu, aku genggam jemarimu

Aku mencintaimu
Ya !! jangan pernah ragukan itu, wahai kekasihku, pendamping hidupku

Aku mencintaimu, meski belum kutemukan sosok sejatimu


Samarinda, 15 juli 2009,
01.30 am