Mencintai bayanganmu, ya!, aku seperti mencintai
bayanganmu. Aku bilang seperti itu bukan berarti kamu gak nyata, kamu sangat
nyata di hidupku, di hatiku. Aku bilang seperti itu karena aku gak pernah
(belum) memilikimu. Aku telah lama mengenalmu, cukup dekat, sangat dekat jika
berbicara tentang hati dan perasaan. Aku gak pernah berpikir bakal mencintaimu
sedalam ini, dan sejujurnya…. Sesakit ini.
Kamu bayangan dari cintaku, aku bisa merasakan
hadirmu, aku melihat dirimu, tapi gak bisa menyentuhmu.
Berbicara tentangmu berarti membicarakan tentang
cinta, cerita, ceria, luka dan penyesalan. Tentang cinta, aku gak tahu sejak
kapan aku mencintaimu, atas sebab apa atau alas an apa, yang aku tahu tiba-tiba
di hati ini penuh dengan rasa sayang dan perasaan ingin memilikimu. Aku gak
terobsesi denganmu, tapi aku tahu batas kedua hal itu sangatlah tipis. Tapi
yang jelas, rasa itu mengalir begitu aja, pelaaan…… hingga akhirnya memenuhi
ruang hatiku. Entahlah, aku memang mencintaimu.
Yang aku ingat darimu, kamu memang senang bercerita,
tentangmu, keluargamu, keluh kesahmu, apapun itu menjadi menarik jika kamu yang
bercerita, dengan keceriaanmu, dan sifat manjamu yang terkadang memintaku untuk
mendengar lebih baik lagi.
Tapi bagiku, bagian terbaik dari coretan singkat ini
adalah tentang penyesalan. Banyak . . . . . .dan sangat banyak pennyesalan yang
ku alami dalam mencintaimu, yang terbesar tentu aja aku menyesal gak bisa
memilikimu. Tapi di balik semua itu, aku menyesal gak bisa membayar
kepercayaanmu, aku menyesal tak lebih banyak mengajakmu berbicara (secara
langsung), bahkan menyapa-mu pun aku hamper gak pernah. Aku menyesal suatu saat
kamu pernah menyapaku, tapi aku hanya diam dan lewat begitu aja, andai bisaaa,
aku akan memutar waktu dan membalas sapaanmu.
Aku menyesal, dan sangat menyesal, saat kita begitu
dekat, aku tak menyediakan waktu untukmu, mungkin sekedar mengajakmu ke suatu
tempat yang indah. . . . . . hingga akhirnya kamu pergi menetap di kota lain.
Kamu memang kembali, tapi semua telah berubah,
sangat berubah karena menurutmu aku membohongimu, nggak….!!! Aku gak
membohongimu!, jika kamu ingin tahu alasan aku gak jelasin tentang hal yang
kamu tuduhkan ke aku, semua itu hanya untuk menjaga perasaan banyak orang.
Lupakan aja masalah itu. Aku gak pengen membahasnya
lebih banyak di sini, karena di bagian inilah aku membuat luka di hatimu, luka
yang (mungkin) hingga kini gak pernah bisa aku obati.
Yang aku suka dari kisah ini, kita berulang kali
mencoba menjauh, sangat sering bahkan. Entah karena kamu mulai menjauh, atau
karena aku tak ingin mengganggumu. Tapi aku pikir itu hanya memupuk rasa rindu
di antara kita, atau bisa dikatakan rasa rinduku aja karena aku gak tahu kamu
(pernah) merindukanku atau nggak.
Iya.. !, sekarang mungkin saat di mana aku
benar-benar merindukanmu. Kita benar-benar jauh, jauh dalam artian rasa dan
cinta. Aku menjauh darimu karena sesuatu yang mungkin gak sengaja kamu lakukan,
sesuatu yang (ku harap) sesungguhnya bukan itu yang ingin kamu lakukan.
Saat ini aku jujur bilang padamu, aku merindukanmu,
segala tentangmu, ceritamu, ceriamu, manjamu. Dan aku sangat merindukan satu
hal, aku rindu bagaimana dulu kamu memegang rambutku, aku masih mengingat
bagaimana rasanya, dengan sangat jelas. . . .!
Begitulah. . . . , aku tak pernah ingin mengakhiri
kisah ini, yang aku tahu, aku memang mencintaimu. Tapi aku gak pernah sadar
(dan gak ingin menyadari) aku hanya mencintai bayanganmu.
thanks to: NF
Samarinda, 11 Oktober
2011
No comments:
Post a Comment