Wednesday, September 5, 2012

Syair Tanpa Akhir

Di atas kasur panuh debu, aku mencoba merangkai kata yang terendap di dalam kalbu
Menjadikan syair yang mengalir sederhana hanya tuk dirimu

Detik demi detik tersapu hening, sunyi sepi, hanya terdengar suara kendaraan yang sesekali berlalu
Sekian lama aku hanya menatap langi-langit, sampai sebuah suara menyuruh tuk bangkit

Tapi sungguh aku tak mampu lagi mencari serpihan kata-kata di hati
Smua telah hilang di telan waktu, tertutup luka yang mengkarang di kalbu

Ah, aku letih terus berpikir, aku hanya tahu syair ini tak akan pernah berakhir


Samarinda, 2007

No comments: