Sunday, August 28, 2011

Dialog Seorang Hamba Dengan Tuhan Tentang Cinta

Hamba: "Ya Tuhan, hamba merasa sakit mencintainya, dadaku terasa sesak ketika mengingatnya. Ya Tuhan, bukankah Engkau maha mengatur segalanya?

"Tuhan: "Tentu Aku maha mengatur segalanya, Aku adalah yang Maha Kuasa, apa yang kau inginkan dengan bertanya seperti itu hai hambaku?" 

Hamba: "Emmm, begini Tuhanku, hamba  ingin Engkau memutar waktu kembali, agar hamba tidak jatuh cinta pada seseorang itu" 

Tuhan: "Yakinkah kau ingin Aku melakukan hal itu?"

Hamba: "Yakin ya Tuhan, hamba merasa tersiksa dengan perasaan cinta yang terlalu dalam ini."

Akhirnya perasaan hamba itu menjadi biasa terhadap orang yang dulunya sangat dia cinta dan kagumi, sedikitpun tak ada rasa sayang atau cinta yang tersisa. Umur demi umur terlewati, hamba tersebut mencari dan mengharapkan pasangan hidup yan bisa menemaninya, yang bisa berbalas kasih dan sayang dengannya, hingga tua dan renta ia menunggu tapi Tuhan tak kunjung mengirimkan jodohnya. Hingga hamba tersebut hampir putus asa dan kembali mengeluh kepada Tuhannya.

Hamba: "Wahai Tuhanku, hamba kini telah tua, tetapi mengapa tiada seseorang yang menjalani hidup bersama hamba, bukankah setiap makhluk yang Engkau ciptakan memiliki jodohnya masing-masing?"

Tuhan: "Benar hai hambaku, Aku memang memberikan jodoh bagimu, tetapi ingatkah kau telah menolak jodohmu itu? tidak ingatkah kau telah memintaku untuk memutar waktu agar kau tidak jatuh cinta pada orang itu?"

Hamba: "Hamba ingat ya Tuhan, tetapi hamba tidak tahu jika orang tersebut adalah jodoh yang Engkau berikan kepada hamba. Wahai Tuhanku, tidak bisakah Engkau memberikan dirinya untuk hamba saat ini? hamba ingin kembali mencintainya."

Tuhan: "Aku telah mencabut rasa cintamu padanya, seperti yang kau minta saat itu, aku tak bisa memberikannya padamu sekarang karena ia telah Aku terima di sisiku."

Hamba: "Wahai Tuhan, apakah gerangan yang terjadi padanya hingga ia telah berada di sisi-Mu?"

Tuhan: "Ketahuilah wahai hambaku, sesungguhnya dia merasa tersiksa memendam rasa cintanya kepadamu, dia merasa sakit kau tak kunjung datang padanya dan mengungkapkan cintamu, ia menjadi lemah, sakit, hingga akhirnya Aku membawanya ke sisi-ku"

Pada akhirnya, hamba itu mendapati dirinya menyesal telah mendahului kehendak Tuhan, ia tidak menyadari yang baik menurutnya belum tentu baik menurut Tuhan.

Jangan menghindar ketika Tuhan menanamkan rasa cinta kepada seseorang di hatimu, jangan pula mengeluh ketika rasa cinta itu menyiksamu lantas berkata"aku tak ingin lagi mencintainya". Sadarlah, mungkin ia adalah pendamping hidupmu di masa yang akan datang.   (Rivan Daru)

No comments: